Skip to main content

14 Hal yang Membuat Cerita Menarik

Hai, Halloooo frens! Hari Minggu ini, aku ingin memberi tahu hal apa saja yang membuat cerita menarik. Apa saja itu? Penasaran kaan? Yuk, disimak! :)

Para penulis yang baik sama halnya dengan koki yang baik. Mereka memiliki resep-resep andalan dan bahan-bahan lengkap untuk dimasak. Ketika bekerja, tangan mereka seperti sudah otomatis menaruh apa saja ke dalam panci masak mereka. Dan hasilnya selalu enak.

Nah, sebagaimana para koki, para penulis yang baik juga memiliki resep-resep andalan dan bahan-bahan yang lengkap untuk diolah. Kita bisa belajar mengikuti resep-resep untuk menghasilkan tulisan yang baik. Dan mungkin melahirkan kejutan dari sana. Tetapi tanpa imajinasi dan kreativitas, resep itu hanya akan menjadi resep biasa saja. Hm, kok bisa? Daripada penasaran, simak resep umum yang bisa kita gunakan sesuai dengan imajinasi dan kreativitas masing-masing, yuk!


Bagian Pembuka

1. Pada bagian pembuka, segera tunjukkan persoalannya pada pembaca. Munculkan tokoh utama atau setidaknya persiapkan kemunculannya melalui peristiwa yang akan menyeretnya ke liku-liku cerita selanjutnya.
 
2. Munculkan tiap karakter pada situasi yang tepat. Sebagai contoh, jika di bagian ujung kita akan menggambarkan tokoh berhasil mengalahkan musuhnya, tunjukkan di bagian awal bagaimana dia kewalahan menghadapi orang tersebut.

3. Tunjukkan "tokoh baik" dan "tokoh jahat" melalui tindakan mereka. Dengan cara ini kita bisa melibatkan emosi pembaca. Bahkan jika tokoh utamanya adalah orang yang jahat, tokoh kita bisa tetap disukai apabila kita mampu memperlihatkan perilaku-perilaku tertentu dari tokoh yang membuat pembaca jatuh hati padanya.
 
4. Bangunlah latar cerita yang meyakinkan, baik itu latar tempat, latar waktu, latar suasana, maupun latar sosial.

5. Bangunlah wilayah konflik. Contohnya, jika latar cerita adalah sebuah kerajaan, maka bisa kita buat wilayah konfliknya adalah hubungannya dengan keluarga kerajaan, dan dayang-dayang.

Badan Cerita


6. Kembangkan karakter-karakter kita melalui tindakan dan dialog. Show, don't tell, begitulah nasihat yang sering kita dengar.

7. Beri karakter kita motivasi yang cukup untuk tiap tindakan dan perkataan mereka.

8. Kembangkan plot sebagai rangkaian persoalan serius yang makin meningkat. Misalnya, tokoh kita menemukan tongkat sihir di bagian awal, menghadapi penyihir di bagian tengah, dan menghadapi bahaya kematian karena tongkat sihirnya berhasil direbut sang penyihir, dan penyihir itu mengira tokoh utama yang mengambilnya di bagian akhir.

Bagian Akhir

9. Tampilkan di bagian ini konflik yang paling besar segera setelah sesuatu berkembang sedemikian rupa dan membahayakan. Satu tindakan keliru, semuanya berantakan. Inilah yang disebut klimak, yang sebetulnya sudah tersirat sejak awal tetapi benar-benar tidak bisa diperkirakan.


Yang Harus Diingat

10. Ingatlah bahwa tidak ada kebetulan yang terus menerus dalam sebuah cerita. Kenapa tokoh kita bernama Seina, misalnya. Kenapa ia memutuskan ingin memelihara kucing hutan? Tentu saja kita bisa menulis suka-suka kita karena kita adalah dalang bagi cerita kita sendiri. Akan tetapi, jika kita memiliki alasan untuk semua itu, cerita kita akan lebih menarik karena menyodorkan pembaca banyak lapisan makna.

11. Pahami konvensi (kesepakatan) dan langgarlah hanya jika kita punya alasan kuat untuk hal tersebut. Misalnya, kita mau menulis cerita detektif. Bagaimana kalau detektif kita adalah seorang laki-laki yang suka membaca, dan suka bergaul? Hm, pasti itu sudah sering ada di cerita-cerita kan? Tetapi bagaimana jika kita membuat dektektif itu adalah seorang anak perempuan pemalu, suka minum jamu, dan tidak suka baca buku? Tidak umum? Tetapi tokoh ini mungkin akan memberikan kejutan tersendiri. Ia memiliki sekian banyak keterbatasan, dan dengan segala keterbatasan itu ia mengatasi persoalan.

Mungkin cukup sekian, teman-teman. Semoga penjelasan tersebut mudah dimengerti. Tapi, eits eits, jangan pindah web dulu, karena aku ingin menambahkan dua hal yang akan membuat cerita kita menarik.

Pertama, membaca. Iya, dong. Dengan banyak membaca, kita jadi punya bahan untuk membuat cerita kita lebih menarik. Tapi, tidak hanya membaca saja yang menjadi sumber ide. Menonton film, jalan-jalan, mendengarkan lagu sambil menonton video klipnya, bahkan saat naik angkutan umum, kita bisa mendapat segudang ide.

Misalnya saat ikut Ibu pergi ke pasar, kita melihat seorang perempuan berpakaian biasa, tetapi memakai sepatu bot. Padahal hari itu tidak banjir, ataupun becek. Nah, di situ kita bisa mengembangkan imajinasi, dan dapat kita ramu untuk membuat cerita kita lebih menarik.

Kedua, tentu saja menulis/latihan. Yup, hanya latihan-latihan-latihan, menulis-menulis-menulislah yang akan membuat kita terlatih untuk menjadikan cerita kita menarik. 

Jadi bagaimana? Sudah siap untuk melanjutkan tantangan menulis yang kita temukan? Yuk, menulis. Teruslah menulis, teruslah berkarya! Ayoo berkaryalah untuk Indonesia! Keep writing...

Cukup sekian ya kawan-kawan... Tunggu tips-tipsku selanjutnya. Terima kasih telah mengunjungi blogku. Jangan lupa tinggalkan komentar. Salam manis! ^_^

Comments

  1. Ayo semangat dong sayang. Bikin cerita yang banyak!! 😚

    ReplyDelete

Post a Comment

Kotak Komentar >> Tinggalkan jejakmu berupa kritik, saran, atau komentar yang mendukung. Terima kasih.

Popular posts from this blog

Syarat-Syarat Pengiriman Naskah KKPK

Untuk kalian yang ingin mengirim naskah ke penerbit, Dar! Mizan menerima naskah anak-anak nih!. Yaitu KKPK alias Kecil-Kecil Punya Karya. Yang belum tahu persyaratan mengirim naskah KKPK, ini dia syarat-syarat yang harus diperhatikan : Ketentuan Naskah novel dan kumpulan cerpen: 1. Usia penulis maksimal 12 tahun. 2. Jumlah halaman cerita minimal 45 halaman, maksimal 50 halaman. (tidak termasuk kata pengantar, ucapan terima kasih, daftar isi, halaman profil, dll). 3. Diketik kemudian diprint di kertas HVS A4, 1.5 spasi, Font: Times New Roman Besar Font: 12 pt. Dikirim ke alamat Penerbit Mizan ,   Jl. Cinambo No.135 , Cisaranten Wetan, Ujung Berung, Bandung 40294 4. Karya yang dikirim adalah karya asli perseorangan. Tidak boleh menjiplak dan mengadaptasi dari karya orang lain. 5. Karya tidak boleh menyinggung unsur SARA (Suku, Agama, Ras, Antar golongan), kekerasan, ketidaksopanan terhadap teman, orang tua, dan guru. 6. Karya disertai dengan biodata lengkap: :

Syarat Kirim Naskah ke Fantasteen

Buat kamu yang sudah gatal pengen nerbitin novel Fantasi, ayo, kirim ke redaksi Fantasteen DAR! Mizan... Caranya gampang kok, ikuti aja ketentuan dibawah ini  : Kirim naskah dengan tebal halaman 75-100 kertas A4 spasi 1,5  (hindari penggunaan jenis font Comic Sans) Usia untuk penulis Fantasteen adalah 13-18 tahun Fantasteen tidak menerima naskah-naskah bertema Romance Kirimkan naskah yang sudah diketik rapi dan di-print   ke alamat redaksi mizan via pos (Mizan tidak terima naskah via email)           Dilengkapi dengan :  Biodata lengkap (dengan nomor yang bisa dihubungi, dan alamat e-mail) Sinopsis cerita Ucapan terima kasih Foto terbaru pengarang  Naskah dalam bentuk digital Naskah yang diterbitkan adalah naskah terbaik setelah melalui   seleksi dan evaluasi selama maksimal 3 bulan. Naskah yang tidak layak terbit, akan kita kabari via surat atau telepon Naskah yang dikirimkan tidak bisa dikembalikan, kecuali disertai dengan perangko Kir

Tragedi Burung Perenjak dan Burung Kedasih

Teman-teman, aku ingin bercerita tentang burung kedasih yang menitipkan anaknya ke burung perenjak. Ini adalah tragedi yang menguras perasaan dari dunia burung. Ikutilah kisah burung prenjak dan burung kedasih ini. Dunia ilmu pengetahuan mengenalnya sebagai fenomena parasit sarang. Burung kedasih tidak bisa membuat sarang. Kelemahan itu ditambah lagi dengan tidak mau memelihara anaknya. Maka ketika ingin bertelur, burung kedasih mencari burung yang akan menjadi inang bagi anaknya. Seringkali incarannya adalah burung prenjak. Ketika burung prenjak masih di sarang, burung kedasih mengintipnya. Baru ketika burung prenjak terbang untuk mencari makan, burung kedasih segera bertelur di sarang burung prenjak. Coba perhatikan! Telur burung kedasih lebih besar dibanding burung prenjak. Tapi namanya juga burung, prenjak tidak curiga ada satu telur yang berbeda di antara telur-telurnya. Dia tidak menghitung berapa jumlah telur saat dia meninggalkannya. Telur burung kedasih yang