Kau tersesat di loronglorong imaji
Terpenjara dalam ilusi
Kemana lagi kau harus pergi?
Sejauh kaki berlari
Hanya fatamorgana kau temui
Kemana lagi kau harus pergi?
Sejauh kaki berlari
Hanya fatamorgana kau temui
Waktu enggan merangkak
Kau masih jua
Mencari kepingkeping terserak
Menyusuri jejak
Cermincermin nan retak
Kau menangis
Membisu di gulita malam-malam sendu
Mengabadikan sunyi yang terlukis
Membisu di gulita malam-malam sendu
Mengabadikan sunyi yang terlukis
Tak berani mengadu
Ya, ini tentangmu
Si gadis tanpa mimpi
Yang tak mengerti arti harapan
Karena semua hanya angan
Yang tlah menjadi debu
Di ujung titian kalbu
Si gadis tanpa mimpi
Yang tak mengerti arti harapan
Karena semua hanya angan
Yang tlah menjadi debu
Di ujung titian kalbu
Serupa karang
Mungkin itu yang bisa mendeskripsikan
Terhempas ombak besar
Terkikis waktu,
Dihinggap camar
Mungkin itu yang bisa mendeskripsikan
Terhempas ombak besar
Terkikis waktu,
Dihinggap camar
Ah! Haruskah iri dengan angin?
Yang berembus tanpa beban
Yang berembus tanpa beban
Meski slalu menyaksikan
Manusiamanusia penuh dosa yang hanya tahu kemaksiatan
Kau tak berani menangis di hampar sajadah
Mengadu
Siapa kamu?
Hanya si pendosa
Yang hanya bisa menoda
Mengadu
Siapa kamu?
Hanya si pendosa
Yang hanya bisa menoda
Kau torehkan luka di atas lembar tak bernyawa
Yang tak mengerti arti sunyi
Atau kah...
Bahkan ‘dia’ pun letih?
Mendengar jeritan semu nan bisu
Yang tak mengerti arti sunyi
Atau kah...
Bahkan ‘dia’ pun letih?
Mendengar jeritan semu nan bisu
Siapa aku?
Hanya lembaran kertas usang penuh tinta
takkan mengubah segalamu
Hanya lembaran kertas usang penuh tinta
takkan mengubah segalamu
N.B. Beberapa kata terinspirasi dari sajak karya Elang Segara.
Comments
Post a Comment
Kotak Komentar >> Tinggalkan jejakmu berupa kritik, saran, atau komentar yang mendukung. Terima kasih.