Skip to main content

Sajak dari Lembaran Bernyawa

Kau tersesat di loronglorong imaji
Terpenjara dalam ilusi
Kemana lagi kau harus pergi?
Sejauh kaki berlari
Hanya fatamorgana kau temui

Waktu enggan merangkak
Kau masih jua
Mencari kepingkeping terserak
Menyusuri jejak
Cermincermin nan retak

Kau menangis
Membisu di gulita malam-malam sendu
Mengabadikan sunyi yang terlukis
Tak berani mengadu

Ya, ini tentangmu
Si gadis tanpa mimpi
Yang tak mengerti arti harapan
Karena semua hanya angan
Yang tlah menjadi debu
Di ujung titian kalbu

Serupa karang
Mungkin itu yang bisa mendeskripsikan
Terhempas ombak besar
Terkikis waktu,
Dihinggap camar

Ah! Haruskah iri dengan angin?
Yang berembus tanpa beban
Meski slalu menyaksikan
Manusiamanusia penuh dosa yang hanya tahu kemaksiatan

Kau tak berani menangis di hampar sajadah
Mengadu
Siapa kamu?
Hanya si pendosa
Yang hanya bisa menoda

Kau torehkan luka di atas lembar tak bernyawa
Yang tak mengerti arti sunyi
Atau kah...
Bahkan ‘dia’ pun letih?
Mendengar jeritan semu nan bisu

Siapa aku?
Hanya lembaran kertas usang penuh tinta
takkan mengubah segalamu

N.B. Beberapa kata terinspirasi dari sajak karya Elang Segara.

Comments

Popular posts from this blog

Syarat-Syarat Pengiriman Naskah KKPK

Untuk kalian yang ingin mengirim naskah ke penerbit, Dar! Mizan menerima naskah anak-anak nih!. Yaitu KKPK alias Kecil-Kecil Punya Karya. Yang belum tahu persyaratan mengirim naskah KKPK, ini dia syarat-syarat yang harus diperhatikan : Ketentuan Naskah novel dan kumpulan cerpen: 1. Usia penulis maksimal 12 tahun. 2. Jumlah halaman cerita minimal 45 halaman, maksimal 50 halaman. (tidak termasuk kata pengantar, ucapan terima kasih, daftar isi, halaman profil, dll). 3. Diketik kemudian diprint di kertas HVS A4, 1.5 spasi, Font: Times New Roman Besar Font: 12 pt. Dikirim ke alamat Penerbit Mizan ,   Jl. Cinambo No.135 , Cisaranten Wetan, Ujung Berung, Bandung 40294 4. Karya yang dikirim adalah karya asli perseorangan. Tidak boleh menjiplak dan mengadaptasi dari karya orang lain. 5. Karya tidak boleh menyinggung unsur SARA (Suku, Agama, Ras, Antar golongan), kekerasan, ketidaksopanan terhadap teman, orang tua, dan guru. 6. Karya disertai dengan biodata lengkap...

Syarat Kirim Naskah ke Fantasteen

Buat kamu yang sudah gatal pengen nerbitin novel Fantasi, ayo, kirim ke redaksi Fantasteen DAR! Mizan... Caranya gampang kok, ikuti aja ketentuan dibawah ini  : Kirim naskah dengan tebal halaman 75-100 kertas A4 spasi 1,5  (hindari penggunaan jenis font Comic Sans) Usia untuk penulis Fantasteen adalah 13-18 tahun Fantasteen tidak menerima naskah-naskah bertema Romance Kirimkan naskah yang sudah diketik rapi dan di-print   ke alamat redaksi mizan via pos (Mizan tidak terima naskah via email)           Dilengkapi dengan :  Biodata lengkap (dengan nomor yang bisa dihubungi, dan alamat e-mail) Sinopsis cerita Ucapan terima kasih Foto terbaru pengarang  Naskah dalam bentuk digital Naskah yang diterbitkan adalah naskah terbaik setelah melalui   seleksi dan evaluasi selama maksimal 3 bulan. Naskah yang tidak layak terbit, akan kita kabari via surat atau telepon Naskah yang dikirimkan tidak bi...

Dia yang Bernama Jakarta

Aku termenung menikmati sudut-sudut kota Jakarta. Di sebuah kios pinggir jalan ditemani segelas matcha latte , menikmati suasana hiruk pikuk kendaraan yang tak bisa lepas dari suasana ibukota.  Sejenak menghempas rasa yang diri tak bisa ungkapkan pada manusia. Agaknya asap-asap kendaran telah menguapkan semua rasa yang menyesak dada.  Kuedarkan pandangan, mencoba merasakan atmosfer yang telah menjadi sesuatu yang tak asing lagi.  Sudah beberapa tahun tak bersua. Kali ini kembali kusapa Jakarta dengan segala kefamiliar-annya.  Jakarta. Tak seindah Amsterdam dengan De Gooyer-nya. Tak seromantis Italia dengan Roma dan Venesia-nya. Tapi ia telah menyimpan beribu memoar perjalanan usia yang tak pernah bisa ditebus dengan keindahan manapun di dunia.  Hawanya membawaku pada langkah-langkah kaki kecil tak beralas yang berlarian tanpa beban.  Ia membawaku pada segurat senyum paling tulus yang pernah ada dalam hidup.  Ia membawaku kembali pada hangat peluk di ma...