Skip to main content

Tragedi Burung Perenjak dan Burung Kedasih

Teman-teman, aku ingin bercerita tentang burung kedasih yang menitipkan anaknya ke burung perenjak. Ini adalah tragedi yang menguras perasaan dari dunia burung. Ikutilah kisah burung prenjak dan burung kedasih ini. Dunia ilmu pengetahuan mengenalnya sebagai fenomena parasit sarang.

Burung kedasih tidak bisa membuat sarang. Kelemahan itu ditambah lagi dengan tidak mau memelihara anaknya. Maka ketika ingin bertelur, burung kedasih mencari burung yang akan menjadi inang bagi anaknya. Seringkali incarannya adalah burung prenjak.

Ketika burung prenjak masih di sarang, burung kedasih mengintipnya. Baru ketika burung prenjak terbang untuk mencari makan, burung kedasih segera bertelur di sarang burung prenjak. Coba perhatikan! Telur burung kedasih lebih besar dibanding burung prenjak. Tapi namanya juga burung, prenjak tidak curiga ada satu telur yang berbeda di antara telur-telurnya. Dia tidak menghitung berapa jumlah telur saat dia meninggalkannya.

Telur burung kedasih yang lebih besar, lebih cepat menetas. Luar biasanya, meski baru menetas, naluri burung kedasih ini sudah menjengkelkan. Dia akan mendorong telur-telur prenjak yang belum menetas ke luar sarang. Tentu saja telur-telur prenjak itu akan busuk dan bahkan pecah.


Si burung prenjak masih tidak tahu kalau telur yang baru menetas itu bukan anaknya. Dia akan memberinya makan dan mengasuhnya setiap hari. Hasilnya, menjadi potret yang mengharukan. Induk prenjak sedang memberi makan “anaknya” yang bertubuh lebih besar darinya. Mungkin dia sudah merasakan kelainan anaknya yang bongsor. Tapi dia yang mengeraminya, jadi tetap sayang.

Kawan-kawan, kalian jangan dulu berpikir kalau burung kedasih adalah burung yang jahat. Karena memang naluri alami mereka seperti itu. Burung kedasih menjatuhkan telur-telur burung prenjak karena ia merasa kesempitan dengan tubuhnya yang besar.

Burung prenjak juga burung yang baik hati. Walaupun ia tahu kalau sebenarnya si burung kedasih bukan anaknya, ia pasti akan tetap merawat anak asuhnya. Karena bagaimanapun burung kedasih itu lahir di sarangnya, dan ia yang mengerami. Mana mungkin ia membuang anak asuhnya yang masih bayi? Tapi, jika burung prenjak itu punya akal sih... Hehehe...


Nah, teman-teman, bagaimana bila kita menjadi burung prenjak? Atau bila menjadi burung kedasih yang tidak sadar mesti “mencelakai” adik-adiknya, bagaimana perasaan kita? Ini adalah fenomena menarik. Nah sahabat, sudahkah punya ide untuk dibuat cerpen? Jika sudah, segeralah ambil sebuah buku dan pensil lalu tulislah. :)

Comments

  1. Replies
    1. Waah, terima kasih Kak Muthia Fadhila Khairunnisa. Tulisan Kakak lebih keren, lho! :D :D

      Delete
  2. Wah, blognya baguuussss banget!! http://esa-mr.blogspot.co.id >> kUnjungi ya

    ReplyDelete
  3. WAH, BLOGNYA BAGUS LHOOO!! Kurang CBOX doang, kalau ada CBOX pasti ramai banget! Kunjungi blogku yang gak begitu bagus dibanding ini ya >> http://www.giftasblog.co.vu/
    Please kritik dan saran untuk blogku

    ReplyDelete
  4. Terima kasih Gifta. CBOX-nya sudah ada. Tapi nggak sekeren CBOX kamu. Makasih sudah mengunjungi blogku. Blog kamu juga bagus kook! ^_^

    ReplyDelete

Post a Comment

Kotak Komentar >> Tinggalkan jejakmu berupa kritik, saran, atau komentar yang mendukung. Terima kasih.

Popular posts from this blog

Syarat-Syarat Pengiriman Naskah KKPK

Untuk kalian yang ingin mengirim naskah ke penerbit, Dar! Mizan menerima naskah anak-anak nih!. Yaitu KKPK alias Kecil-Kecil Punya Karya. Yang belum tahu persyaratan mengirim naskah KKPK, ini dia syarat-syarat yang harus diperhatikan : Ketentuan Naskah novel dan kumpulan cerpen: 1. Usia penulis maksimal 12 tahun. 2. Jumlah halaman cerita minimal 45 halaman, maksimal 50 halaman. (tidak termasuk kata pengantar, ucapan terima kasih, daftar isi, halaman profil, dll). 3. Diketik kemudian diprint di kertas HVS A4, 1.5 spasi, Font: Times New Roman Besar Font: 12 pt. Dikirim ke alamat Penerbit Mizan ,   Jl. Cinambo No.135 , Cisaranten Wetan, Ujung Berung, Bandung 40294 4. Karya yang dikirim adalah karya asli perseorangan. Tidak boleh menjiplak dan mengadaptasi dari karya orang lain. 5. Karya tidak boleh menyinggung unsur SARA (Suku, Agama, Ras, Antar golongan), kekerasan, ketidaksopanan terhadap teman, orang tua, dan guru. 6. Karya disertai dengan biodata lengkap: :

Syarat Mengirim Naskah Remaja/Anak ke Penerbit Republika

Assalamualaikum! Teman-teman, ada informasi baru sekaligus menyenangkan dari Penerbit Republika! Sekarang, Penerbit Republika menerima naskah remaja dan anak, lho! Biar lebih mudah, Yumna buat rinciannya, ya ;) Naskah berupa fiksi ataupun nonfiksi. Formatnya bisa dalam bentuk novel, novel, dongeng, fabel, cerita bergambar (dengan atau tanpa gambar), how to, atau yang lainnya. Tebal naskah maksimal 75 halaman, ukuran A4, spasi ganda, dan Times New Roman 12 Naskah dikirimkan lewat email (softcopy) : redaksipab@republikapenerbit.com , naskah juga bisa dikirim dalam bentuk hardcopy ke alamat :           Redaksi Republika Penerbit           Kav. Polri Blok 1 No. 65, Jagakarsa, Jakarta Selatan, 12260           Telp. 021-7819127/28 Ayo yang punya naskah remaja atau anak, segera kirim, ya! Selamat berkarya! Wassalamualaikum. Sumber : http://ayundanurular.blogspot.co.id